Selasa, 26 Maret 2013

BERFIKIR SISTEMIK



BERFIKIR SISTEM BAGI APARATUR

Beberapa Pengertian


Lembaga Administrasi Negara dalam kebijakan kurikulumnya, mencantumkan mata ajar Sistem Thingking bagi Pejabat Eselon III atau II untuk mengikuti Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan II, dengan buku bakunya dari Peter Senge yang berjudul Disiplin ke Lima ( Five Dicipline). kenapa harus sistem thingking,
karena ada beberapa alasan :
  • Karena menghadapi kompleksitas.
  • Karena persaingan yang keras.
  • Karena dapat mengubah cara berfikir yang mendasar.
  • Dapat mendorong proses belajar.
  • Masalah tak dapat diselesaikan dengan cara berfikir yang menciptakan masalah
Berpikir sistematik (systematic thinking), mengajarkan kepada kita untuk memikirkan segala sesuatu berdasarkan kerangka metode tertentu, ada urutan dan proses pengambilan keputusan, maknanya mencari dan melihat segala sesuatu memiliki pola keteraturan dan bekerja sebagai sebuah sistem. Contoh Bila kita melihat koperasi, unit usaha kecil dan menengah (UKM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan konglomerat, maka kita akan memandangnya sebagai sistem perekonomian nasional.


 Menurut Peter M. Senge,       System Thinking merupakan Disiplin Kelima yang mengintegrasikan disiplin-disiplin lain untuk   Learning Organization (Personal Mastery, Mental Models, Shared Vision, Team Learning). yang merupakan Cornerstone / Pilar konsep dasar dari Learning Organization.
Hakekat system thinking adalah alat pemecahan masalah yang paling tepat melalui pengungkit nya.

Berbeda dengan berpikir linier, berpikir linier dimulai dari input-proses- output. misalnya seperti melihat pohon di hutan. Berpikir sistem adalah seluruh yaitu melihat hutan itu sendiri dan interaksi yang ada didalamnya.

TEORI TEORI

PERILAKU SYSTEM
Sistem ditentukan oleh perilakunya. Tujuan mempelajari sistem adalah untuk mengidentifikasi pola perilaku yang berhubungan dengan type sebuah sistem.
Dengan mengetahui hubungan antara struktur sistem dan perilaku sistem, dapat mengerti lebih baik sebuah sistem yang baru. Sekali dapat menemukan pola perilaku masalah tertentu kita dapat mencari struktur sistem yang sesuai.



Ada empat (4) perilaku system yaitu
  1. Pertumbuhan eksponensial (Exponential growth)

  2. Pencapaian tujuan ( goal seeking)

  3. Pertumbuhan ( shape s)

  4. Bentuk osilasi

Delapan (8) pola dasar system dalam systems thinking yaitu :
  1. Perbaikan yang gagal (Fixes That Fail)
  2. Pemindahan beban (Shifting The Burden)
  3. Sasaran yang berubah (Drifting Goal)
  4. Persaingan (Escalation)
  5. Pertumbuhan yang terbatas (Limit to Success/Growth)
  6. Pertumbuhan dengan keterbatasan investasi (Growth and Under Investment)
  7. Kesulitan Bersama (Tragedy of The Commons)
  8. Sukses bagi yang sukses (Success to The Successful )


ESENSI, PRINSIP DAN PRAKTEK
Essensi : holistic dan mempunyai hubungan saling keterkaitan
Prinsipnya : ada struktur yang mempengaruhi perilaku ( perilaku sistem), resisten terhadap kebijakan dan mempunyai pengungkit masalah ( leverage)
Prakteknya : pola paku sistem (archetype) dan simulasi / diagram simpal kausal (causal loop diagram).





PIRANTI SYSTEM THINGKING

Piranti berpikir serba system ada 2 yaitu yang disebut diagram simpal causal atau yang dikenal sebagai CLD dan yang satu lagi adalah archetype atau pola dasar system. Untuk membuat piranti tersebut diperlukan hal-hal di bawah ini.
  1. Story line
Dimulai dengan membuat story line dari permasalahan yang dicermati. Dari story line diperoleh variabel - variabel masalah yang akan dipecahkan.
  1. VARIABEL
Syarat menentukan sebuah variabel :
  • Kata benda
  • Bebas nilai
  • kuantitatif
  • bermakna tunggal
  1. Hubungan antara variabel
  • Realistis
  • Sistematis
  • Logis
  • humanis
  1. CAUSAL DAN FEED BACK LOOP


    Looping merupakan: hubungan sebab-akibat antara variabel
    Positip + positip............> tanda +/S ( same direction)

    Positip + negatif ............> tanda -/O ( opposite )

    Notasi pada Loop :
  2. LANGKAH MEMBUAT CAUSAL LOOP DIAGRAM ( CLD)
    1. Membuat story line
    2. Menentukan variabel
    3. Membuat model CLD
    4. Mencari leverage
Contoh CLD sebagai mana pada gambar di bawah ini.
Pada model CLD, leverage dapat dicari dengan bantuan piranti Vensime. Leverage adalah variabel yang paling banyak hubungannya dengan variabel lain ( lihat pada uses tree).
  1. LANGKAH MEMBUAT ARCHETYPE
    1. Membuat story line
    2. Mencari Behavior of Time ( BOT)
    3. Menentukan archetype yang sesuai dengan BOT
    4. Mencari penyelesaian masalah dalam archetype.
Sebagai contoh diambil model archetype shiften the burden ( pengalihan beban ) yang banyak digunakan dalam pemecahan masalah di Indonesia, sebagai mana di bawah ini. Mengenali archetype ini, Karena ia memiliki pola perilaku sistem (behavior of time / BOT ) dari peristiwa yang berulang apabila struktur sistemnya sama. Archetype ini memiliki 3 variabel yaitu gejala masalah, solusi simptomatik, solusi mendasar dan side efek. Sebagai suatu pola sistem, maka menggunakan model archetype, semuanya persis pola bakunya, baik jumlah variabel dan tanda pada hubungan antar variabel. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

LANGKAH MEMBUAT CAUSAL LOOP DENGAN VENSIME
  1. Membuat kata dalam kotak : klik tulisan var dalam kotak, ketik kata yang diinginkan. Atur letak dan besar kotak melalui sudut kanan bawah dari kotak
  2. Membuat kata tidak dalam kotak : klik tulisan var tidak pakai kotak, ketik kata yang diinginkan. Atur letak dan besar kotak melalui sudut kanan bawah dari kotak
  3. Menghubungkan antar kotak dengan lengkungan panah : klik tanda lengkungan panah, klik dua kotak yang akan dihubungkan, lalu atur lengkungan dengan menarik titik pada garis panah
  4. Memindahkan atau memilih obyek atau kotak : klik gambar telapak tangan, klik dan drag obyek ybs ke tempat dikehendaki.
  5. Memberi tanda S (same direction) atau O(Opposite) : klik gambar telapak tangan, klik ujung anak panah, klik tanda S atau O di bawah.
  6. Membuat tanda delay (=): klik gambar telapak tangan, klik kanan ujung anak panah yang akan diberi tanda, klik tanda "delay marking"
  7. Mengatur besar font (huruf) dan bold, italic, dan underline : klik gambar telapak tangan, klik kotak, klik b, I, atau u di bagian bawah
  8. Menghitung loop yang melalui variabel ttt : klik tangan, klik variable ybs, klik gambar loop (panah berputar) di sebelah kiri.
  9. Mengkopi : batasi daerah yang akan dikopi (dengan telapak tangan), klik tanda kopi, klik paste.
  10. Menghapus : klik tanda hapus, klik gambar yang akan dihapus
  11. Menyimpan (saving): save seperti biasa : file, save atau save as
  12. Mentransfer ke Power Point : batasi yang akan ditransfer, klik edit, copy, buka power point, paste


Berpikir kesisteman adalah suatu disiplin ilmu untuk melihat struktur yang mendasari situasi kompleks, dan untuk membedakan perubahan tingkat tinggi terhadap perubahan tingkat rendah. Tentu saja, berpikir kesisteman mempermudah hidup dengan membantu kita untuk melihat pola yang lebih dalam yang mendasari beberapa peristiwa dan detailnya (Senge, 1990). Sistem bersifat hierarchical – tersusun dari subsistem-subsistem – yang merupakan sistem tersendiri. Oleh karena itu apabila ingin berpikir sistem harus pula digunakan pendekatan holistic. Beberapa jenis sistem diantaranya : 1) Sistem Alam (termasuk tubuh manusia dan makhluk hidup lain) ; 2) sistem rekayasa (dirancang oleh manusia); 3) sistem sosial dan kegiatan manusia.

Dalam perspektif pendekatan sistem, sistem sosial tidak bisa dipahami dengan menguraikan bagian-bagian masalah satu persatu. Menguraikan bagian-bagian sistem sosial dapat menghilangkan jati diri sistem yang terletak pada interaksi antar bagian bagian tersebut. Berpikir sistem bukan dengan menguraikan yang kompleks menjadi lebih sederhana, tetapi melihat dari jarak yang lebih jauh sehingga keterkaitan yang kompleks antar subsistem dapat terlihat. Elemen-elemen sistem merupakan bagian-bagian yang berinteraksi dalam hubungan timbal balik, merespons satu sama lain dalam konteks peran-peran. Interaksi (Reciprocity) berarti komunikasi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Interaksi berarti kedua pihak saling mempengaruhi ketika berinteraksi satu sama lain. Roles berarti suatu karakter atau fungsi yang diemban oleh suatu bagian. Berpikir sistem (system thinking) berbeda dengan berpikir sistematik (systematic thinking) dan berpikir sistemik (systemic thinking).





1 komentar:

  1. Maaf , , tulisan ini ada daftar pustakanya? makasih, ,

    BalasHapus